Untuk mengetahui perbedaan di antara ketiganya, simak yuk, informasi di bawah ini:
1. Batik Tulis
Setiap proses pembuatan batik tulis dilakukan secara manual menggunakan tangan.
- Pola digambar di atas selembar mori putih menggunakan pinsil. Oleh sebab itu, pengulangan ragam hias tidak akan menghasilkan gambar yang sama persis. Garis pada motif pun lebih ramping.
- Penutupan pola yang hendak dihalangi warnanya dengan malam menggunakan alat bernama canting.
- Warna dasar kain biasanya lebih muda dari warna goresan pada motif.
- Pada batik tulis yang sangat halus, warna dan motif tembus pada kain, hingga terlihat bolak-balik.
- Waktu pengerjaan memakan waktu bulanan. Umumnya dua sampai enam bulan.
Seperti halnya batik tulis, pengerjaan batik cap juga menggunakan tangan. Tapi, alat yang digunakan dalam proses perintangan warna berbeda, sehingga pengerjaannya pun jauh lebih cepat.
- Pola dicetak menggunakan alat dari lempengan tembaga berbentuk ragam hias. Cap tersebut terbuat dari tembaga. Alat ini muncul pada abad ke-19. Dulu, namanya canting cap, dan terbuat dari tembaga. Kemudian muncul kombinasi tembaga dan besi. Canting cap pun lebih dikenal dengan nama cap saja. Pada perkembangannya, muncul cap dari kayu. Tapi kayu tak menghantar panas pada malam dengan baik sehingga motif yang tercetak kadang membentuk gradasi. Ya, malam yang tipis membuat warna kadang sedikit meresap pada kain walau sudah tertutup oleh malam.
- Terdapat pengulangan ragam hias. Garis-garis pada motif pun lebih lebar daripada garis pada batik tulis.
- Permukaan kain lebih mengkilat. Warna dan motif tak tembus. Bagian belakang kain lebih pudar.
- Warna dasar kain lebih tua dari warna motif, karena pada batik cap, bagian dasar motif mengalami proses penutupan malam.
- Proses pembuatan batik cap biasanya hanya memakan waktu dua sampai tiga hari aja.
Dalam perkembangannya, muncul batik printing, yaitu batik yang proses pembuatannya melalui proses sablon. Beberapa hal yang membedakan batik printing dengan batik tulis dan batik cap, adalah:
- Dicetak menggunakan kasa, dengan pewarna tekstil atau pasta yang telah dicampur pewarna. Proses dan jenis pewarna tersebut membuat keberadaan batik print dipertanyakan eksistensinya sebagai jenis batik. Seniman dan pecinta batik lebih suka menyebutnya sebagai kain bermotif batik.
- Proses cetak yang cepat membuat batik printing dapat diproduksi dalam jumlah banyak sekaligus.
- Warna tidak meresap ke seluruh kain batik, hanya di bagian permukaannya saja. Bagian belakang kain berwarna agak putih.
- Karena dapat diproduksi masal, harganya bisa jauh lebih murah.
Sumber: batikindonesia.com
No comments:
Post a Comment