Baju
dengan motif batik menjadi trend akhir-akhir ini. Berbagai motif dan
model didesain dalam bentuk yang menarik sehingga menarik semua
kalangan, khususnya kaum muda. Kaum muda mulai menghargai kerajinan ini
yang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia. Tidak seperti zaman
dahulu, penggunaan batik batik dengan motif tertentu hanya boleh
digunakan oleh kaum ningrat (kraton) dan pemakaiannya pun disesuaikan
dengan acara, misalnya pada upacara pengantin, siraman, dan sebagainya.
Sekarang, penggunaan motif batik bebas dan bervariasi.
Kata
Batik sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu “amba” yang berarti
membuat, dan “tik” yang berarti titik sehingga batik memiliki arti
membuat titik-titik. Batik pada zaman dahulu lekat dengan yang namanya
canting. Karena zaman dahulu yang namanya batik adalah melukis pada kain
dengan canting dan menggunakan malam/lilin sebagai perintang warna.
Sekarang, batik tidak hanya dibuat dengan cantik, tapi bisa menggunakan
cap, cetak sablon, dan printing. Menurut cara pembuatannya, batik
dikelompokkan menjadi batik tulis, batik cap, batik sablon, dan batik
printing. Batik tulis tetntunya memiliki nilai seni dan kualitas yang
paling bagus. Harganya pun bisa mencapai jutaan rupiah.
Kain
yang umumnya dibatik yaitu kain mori. Kain lainnya juga dapat dibatik
seperti sutera dan berkolin. Kain mori sendiri digolongkan menjadi 4
yaitu :
¶ Primissima, merupakan kain mori yang sangat halus yang merupakan kualitas kelas I. Kain ini biasa digunakan untuk batik tulis.
¶ Prima, merupakan kain mori yang halus kualitas kedua yang mendekati primissima.
¶ Mori
biru, kata ‘biru’ didapat dari merk kain ini yang dicetak dengan tinta
biru. Biru diimport dari Belanda, Jepang, India dan China.Golongan kain
ini biasanya digunakan untuk membuat batik sedang atau kasar. Batik dari
kain batik golongan ini disebut ‘Batik Sandang’.
¶ Kain
Blaco, merupakan golongan kain yang paling kasar . Warna kain ini belum
diputihkan. Pengusaha batik juga sering menenun sendiri kain ini
dengan alat tenun bukan mesin.
Batik
memiliki ragam hias atau desain yang terdiri dari beberapa komponen
seperti isen, motif, dan ornamen. Ragam hias batik antara lain
dipengaruhi aspek geografis daerah penghasil batik tersebut, yaitu ada
batik vorstanlanden (pedalaman) dan batik pesisir. Batik vorstanlanden
umumnya memiliki motif dan warna yang kurang dinamis, yaitu warna sogan,
hitam, putih, dan biru. Daerah yang memproduksi batik ini antara lain
Jogja dan Solo. Sedangkan Batik pesisir yaitu Kota Pekalongan, Cirebon,
Semarang, Pemalang, Indramayu dan sebagainya. Batik pesisir memiliki
motif yang bervariasi dengan warna yang cerah. Batik Pekalongan berani
menampilkan batik dengan berbagai inovasi dan kreatifitas ragam hias
(motif) dengan warna-warna yang cerah. Perkembangan batik di kota batik
ini pun begitu pesat.
Dengan
beragam motif dan warna tentunya menjadi daya tarik bagi penikmat
batik. Apalagi untuk model pakaian batik mengikuti trend pakaian saat
ini, tidak seperti dulu yang modelnya biasa-biasa saja. Oleh karena itu
mari kita lestarikan batik yang merupakan kesenian Indonesia. JANGAN
MALU PAKAI BATIK, OKE!!! Dengan Batik, kita juga bisa bergaya.
Sumber: amiafiyati.blogspot.com
No comments:
Post a Comment